Bikinidcard.com – Hingga hari ini (Senin, 13 April 2019) jumlah orang yang positif terinfeksi virus corona di Indonesia adalah 4.241 dengan jumlah pasien sembuh adalah 359 dan meninggal dunia adalah 373. Baik di Surabaya, Bali, Medan, Jogja bahkan di China maupun Italia virus ini menjadi momok besar yang menyebabkan orang semakin takut.
Hal tersebut membuat pemerintah telah menggalakkan program social distancing, perusahaan-perusahaan menerapkan work from home, beberapa sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh online dan beberapa daerah seperti DKI Jakarta telah mengajukan izin PSBB atau Pembatasan Sosial Secara Besar ke pemerintah pusat.
Jadi, apa sebenarnya virus corona itu? Seberapa bahanya kah kasus pandemi COVID-19 ini? Bagaimana cara mencegah dan mengobatinya?
Apa Itu Virus Corona
Daftar Isi
Virus corona adalah kelompok virus yang menyerang saluran pernapasan manusia maupun binatang (mamalia dan unggas). Saat ini orang-orang, khususnya masyarakat Indonesia, jika mendengar perihal COVID – 19 ini pasti langsung terpikirkan oleh penyakit COVID -19. Orang-orang juga banyak yang menyebut COVID – 19 sebagai corona. Padahal, jenis virus ini tidak selalu menyebabkan penyakit COVID – 19. Jauh sebelum terjadinya COVId -19 atau wabah corona 2020, virus tersebut telah ditemukan. Hingga saat ini terdapat 7 jenis virus corona yang menyerang manusia yaitu:
-
HCoV-229E
-
HCoV-NL63
-
HCoV-OC43
-
HCoV-HKu1
-
MERS-CoV
-
SARS-CoV-1
-
SARS-CoV-2
Di antara virus corona-virus corona tersebut, MERS-CoV SARS-CoV-1dan SARS-CoV-2 merupakan virus yang menyebabkan epidemi dunia.
Mers-CoV
MERS-CoV atau Middle East respiratory syndrome-related coronavirus merupakan virus corona yang menyerang manusia, kelelawar dan unta.
MERS-CoV pertamakali ditemukan tahun 2012 pada seseorang yang mengalami flu tetapi dengan gelaja seperti gangguan pernapasan.
Pada tahun 2015 virus ini menyerang 21 negara, mayoritas negara-negara yang terinfeksi oleh virus ini adalah negara timur tengah seperti Arab Saudi, Jordan, Qatar, Mesir, UEA, Kuwait, Turki, Oman dan Algeria. Oleh sebab itu, virus ini dinamakan Middle East respiratory syndrome related yang artinya sindrom pernapasan Timur Tengah yang berkaian dengan virus corona.
Baca Juga : Persiapan Menyambut New Normal
SARS-CoV-1
SARS-CoV-1 atau severe acute respiratory syndrome coronavirus adalah virus corona yang menyerang manusia, kelelawar dan luwak pemakan kelapa sawit.
Epidemi SARS pertamakali terjadi pada tahun 2002 di Foshan, Guangdong, China. Kemudian epidemi ini merambah ke negara-negara asia lainnya lalu menyebar 29 negara di dunia. Pada tahun 2003 WHO mengumumkan bahwa berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh sejumlah laboraturium, SARS-CoV-1 merupakan penyebab epidemi SARS.
SARS-CoV-2
SARS-CoV-2 atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 merupakan virus yang menyebabkan COVID-19 atau yang lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai wabah corona. Sama seperti kedua jenis virus corona sebelumnya, virus ini selain menyerang manusia juga menyerang binatang yaitu kelelawar.
Virus corona ini berasal dari Wuhan, China. Namun, dari mana sumber virus ini berasal apakah dari makanan, udara yang kotor, air yang tercemar dan sebagainya belum diketahui secara pasti. Dugaan sementara, SARS-CoV-2 dapa menjangkit manusia untuk petamakali karena sebagian masyarakat Wuhan gemar memakan kelelawar dan hewan-hewan liar nonkonsumsi lainnya.
Bagaimana Infeksi Virus Corona
Virus corona menginfeksi paru-paru dan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit infeksi paru. Penyakit yang paling banyak terjadi setelah terserang virus corona adalah pneumonia. Hasil dari sinar X dan CT scan dari 99 pasien di Cina menunjukkan bahwa 75% pasien tersebut mengalami pneumonia bilateral dan sisanya mengalami pneumonia unilateral.
Cara Penyebaran Virus Corona
Penyebaran virus corona antar hewan liar terjadi dari hewan liar ke hewan liar. Sejauh ini belum ada penelitian melalui media apa virus corona dari hewan satu dapat menular ke hewan lainnya. Sedangkan pada manusia, virus corona menyebar melalui droplets (air liur, ingus maupun lendir lain yang keluar dari mulut dan hidung) orang yang mengidapnya.
Seseorang yang tidak menyadari jika terkena penyakit corona bisa saja batuk. Tanpa sadar ada droplets yang menempel di pakaian seseorang di sekitarnya sehingga orang di sekitarnya tertular virus tersebut. Droplets juga bisa saja jatuh ke lantai, pintu, meja, kursi dan benda-benda lain yang digunakan secara Bersama. Kemudian orang-orang yang tadinya tidak terkena virus akan terkena virus tersebut setelah memegang permukaan benda-benda yang terkontaminasi.
Gejala Virus Corona
Gejala-gejala virus corona yang menyebabkan SARS, MERS dan COVID-19 sangat mirip sehingga jika diagnosa tidak dilakukan oleh ahlinya bisa menyebabkan salah diagnosa. Berikut gejela-gejala yang ditimbulkan oleh virus corona.
Gejala MERS
Gejala MERS sangat mirip dengan gelaja flue biasa. Orang-orang yang tersrang MERS-CoV akan mengalami flue, demam, menggigil, otot terasa kaku, sakit tenggorokan dan napas yang pendek. Beberapa orang juga akan mengalami diare maupun nausea atau muntah-muntah.
Gejala tersebut bisanya tidak langsung muncul, butuh waktu 5 hingga 6 hari hingga seseorang menunjukkan gejala-gejala tersebut. Akan tetapi, setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda untuk menunjukkan gejala MERS, sehingga jarak munculnya gejala MERS sekitar 2-14 hari.
Orang-orang yang terjangkit MERS lama-lama akan terkena penyakit paru seperti pneumonia dan bronkitis. Tidak hanya mendapatkan penyakit pasca-MERS. Virus MERS-CoV juga dapat memperparah penyakit-penyakit yang diidap sebelum terserang virus MERS.
Penyakit-penyakit tersebut awalnya tidak ketahuan atau ketahuan tetapi gejalanya tidak parah. Ketika MERS-CoV meneryang orang-orang dengan penyakit tersebut, maka imunitas orang-orang tersebut akan menurun drastis, menyebabkan penyakit-penyakit yang diidap sebelumnya menjadi parah. Penyakit-penyakit yang diidap oleh orang-orang sebelum tersrang MERS-CoV adalah diabetes, kanker, gagal ginjal hingga gagal jantung.
Gejala SARS
Sama dengan gejala MERS, salah satugejala SARS adalah demam tinggi dengan suhu badang lebih dari 38 derajat celcius. Beberapa orang akan mengalami sakit kepala, badan terasa sakit dan perasaan-perasaan tidak nyaman lainnya. 2 hingga 7 hari setelah gejala-gejala tersebut muncul, sebagian orang yang mengidap SARS juga akan mengalami batuk kering yang akhirnya menyebabkan pneumonia.
Gejala COVID-19
Gejala COVID-19 juga tidak beda dari gejala MERS maupun SARS. Orang-orang yang terjangkit penyakit ini akan menampakkan gejala demam dengan suhu yang sangat tinggi, batuk kering, napas yang pendek, dada terasa sakit hingga sesak napas. Gejala-gejala COVID-19 akan muncul setelah 2 hingga 14 hari.
Gejala-gejala virus ini sangat mirip dengan gejala flu biasa. Lalu, bagaimana cara membedakan gejala yang disebabkan oleh flu dan gejala yang disebabkan oleh COVID – 19? Supaya Anda dapat membedakan apakah Anda terserang virus corona (khususnya yang menyebabkan COViD-19) atau terserang flu biasa, maka Anda perlu menegtahu9i perbedaan-perbedaan di antara keduanya yaitu:
Masa Inkubasi Virus
Masa inkubasi virus corona sekitar 2-14 hari. Sedangkan masa inkubasi virus yang menyebabkan flu adalah 2 hingga 4 hari.
Gejala Umum
Gejala yang paling umum terjadi pada seseorang yang terinfeksi virus corona adalah demam tinggi, batuk kering, kelelahaan dan napas pendek. Sedangkan gejala-gejala flu yang sering terjadi adalah demam, kedinginan, batuk berdahak, kelelahaan, tubuh terasa nyeri/sakit, pilek, tenggorokan terasa sakit dan pusing.
Munculnya Gejala
Gejala virus corona yang satu dengan gejala lainnya muncul secara bertahap. Sedangkan gejala-gejala flu muncul secara cepat dan sering bersamaan contohnya jika Anda demam maka Anda juga akan mengalami pilek dan batuk maupun gejala lain secara bersamaan.
Parahnya Penyakit
Beberapa pengidap corona tidak akan memunculkan gejala apapun atau hanya menunjukkan gejala ringan yang mirip dengan gejala flu. Namun 1 di antara 5 orang pengidap corona perlu dilarikan ke rumah sakit. Pada minggu kedua, biasanya gejala virus corona akan semakin parah.
Sementara itu, gejala flu relatif ringan. Orang-orang yang mengalami flu sangat jarang dilarikan ke rumah sakit, sebab selama ini dapat ditangani sendiri menggunakan obat yang dijual bebas di pasaran. Pemulihannya juga relatif cepat, biasanya paling lama 10 hari.
Penularan
Orang-orang yang menunjukkan gejala-gejala virus corona sangat rentan menularkan virus tersebut kepada orang lain, orang-orang tanpa gejala juga dapat menyebarkan virus corona. Sementara penularan flu terjadi sehari sebelum gejala muncul dan 3 hingga 5 hari setelah gejala muncul.
Vaksin dan Pengobatan
Hingga artikel ini dibuat (Senin, 13 April 2020) vaksin virus corona masih dikembangkan dan belum ditemukan. Sedangkan virus penyebab flu dapat dicegah dengan vaksin musiman dan pengobatan antivirus. Sementara pengobatannya bisa menggunakan obat yang dijual di pasaran, resep dokter maupun rempah-rempah herbal seperti jahe dan gingseng.
Bagaimana Cara Kami Mencegah Penyeberannya?
Saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah penyebaran COVID-19. Cara terbaik yang bisa kita lakukan untuk mencegah penyebarannya adalah dengan melakkan hal-hal berikut:
-
Membersihkan Cuci Tangan Sesering Mungkin
Setiap Anda habis berpergian, batuk, bersin, menyentuh mulut maupun hidung jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun selama minimal 20 detik.
Jika tidak tersedia air dan sabun, gunakan handsainitizer yang mengandung 70% alkohol. Tuangkan handsinitizer ke selurh telapak tangan, punggung tangan dan pergelangan tangan. Usap-usap hingga bagian-bagian tersebut terlapisi oleh handsinitizer.
Usahakan untuk tidak memegang hidung, mulut dan mata jika Anda belum cuci tangan.
-
Menghindari Kontak Fisik dan Social Distancing
Jangan lakukan kontak fisik secara berdekatan dengan orang yang sedang sakit. Jika tidak ada kepentingan mendesak seperti membeli makanan, jangan pernah keluar rumah. Bila Anda terpaksa harus keluar rumah maka jaga jarak setidaknya satu meter dengan orang lain.
-
Menggunakan Masker
Gunakan masker kain minimal 2 lapis jika berada di kerumunan. Meskipun orang-orang di kerumunan tersebut tidak menimbulkan gejala COVID-19, Anda tetap harus menggunakan masker. Sebab, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, beberapa orang yang mengidap penyakit ini belum tentu menunjukkan gejala.
-
Menutupi Hidung dan Mulut Ketika Bersin dan Batuk
Jika Anda sedang sakit flu dan batuk, maka Anda harus selalu menutup hidung dan mulut Anda ketika bersin maupun batuk. Sebaiknya, tutup hidung dan mulut menggunakan tisu atau sapu tangan ketika bersin maupun batuk, jangan gunakan telapak tangan kosong.
-
Menjaga Kebersihan Tempat Kerja dan Lingkungan
Bersihkan tempat kerja, lingkungan dan benda – benda lainnya yang kerap digunakan bersama-sama seperti lantai, kursi, pegangan pintu, jendela dan sebagainya. Kami ersihkan dengan desinfektan maupun sabun.
-
Menyemprotkan Desinfektan 2 Kali
Kami juga menyemprotkan desinfektan pada produk dan pesanan Anda sebelum di-packing. Setelah di-packing, plastic pembugkusnya juga akan kami desinfeksi sehingga bebas dari kuman dan virus, termasuk corona.
Setelah Anda mengetahui pengertian virus corona, jenis-jenisnya, gejala-gejala penyakit yang ditimbulkan oleh covie – 19. Upaya bagaimana cara mencegah penyebarannya, sekarang saatnya Anda untuk menerapkan langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah virus tersebut. Semoga langkah-langkah pada artikel ini efektif membantu Anda agar tidak tertular virus.